Open hour: - - ; tutup

Uraian: Efek penguatan basis gigi tiruan

Shady M El Naggar, Mohamed I Seif El Nasr, Hassan M Sakr , Sherihan M Eissa, Asmaa N Elboraey, Amani R Moussa

Uraian

S-IgA punya peran penting dalam mekanisme defensif dimana S-IgA turut serta dalam reaksi kekebalan tubuh dan perlindungan membran mukosa rongga mulut. Juga, konsentrasi S-IgA berkaitan dengan status fisiologis tubuh dan rongga mulut. Penurunan level S-IgA dilaporkan berhubungan dengan peningkatan risiko patologi mulut. Di sisi lain, peningkatan level S-IgA berkorelasi dengan tingkat karies yang rendah.

Penelitian ini direncanakan untuk mengeksplorasi apakah gigi tiruan yang diperkuat dengan resin light-cured yang mengandung e-serat kaca akan memengaruhi level S-IgA in vivo dibandingkan dengan gigi tiruan resin akrilik konvensional.

Hanya pasien laki-laki ompong total yang saras dengan usia berkisar dari 45 sampai 60 tahun turut serta dalam penelitian ini guna mengeluarkan efek yang dapat terjadi dari tipe kelamin, usia, dan status kesarasan umum pada level S-IgA.

Untuk menilai level S-IgA dalam saliva, sampel saliva yang tidak distimulasi dikumpulkan menggunakan metode passive drool (ngences pasif) dalam penelitian ini karena sederhana, murah, diterima untuk analisis, dan pasien lebih mudah menoleransinya. Selain itu, prosedur stimulasi saliva meningkatkan laju aliran saliva yang pada gilirannya menurunkan konsentrasi S-IgA.

Dalam penelitian ini, pengukuran level S-IgA dilakukan menggunakan teknik ELISA karena sangat akurat untuk mendeteksi penanda biologi saliva, termasuk S-IgA.

Penggunaan resin light-cured yang mengandung e-serat kaca dipilih dalam penelitian ini karena prakara ini menghilangkan kesulitan dalam manipulasi e-serat kaca. Curing penguatan jaring menggunakan light curing punya keuntungan tersendiri yang telah dipertimbangkan. Di samping itu, prakara ini membuat gigi tiruan jadi tahan fraktur sebagaimana didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya.

Temuan penelitian ini menyingkapkan bahwa penyisipan gigi tiruan lengkap memicu peningkatan progresif berkelanjutan dalam prakara level S-IgA sampai purna masa tindak lanjut di kedua kelompok. Temuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Corega et al., 2014 dan Youness et al., 2015 yang mengamati bahwa penyisipan peralatan ortodontik meningkatkan konsentrasi S-IgA. Peningkatan yang nyata pada S-IgA bisa dipertalikan dengan 2 alasan utama. Pertama, bisa dikarenakan hiper-salivasi dan stres yang berkaitan dengan penyisipan prosthesis baru. Kedua, prakara itu bisa bertalian dengan kebocoran senyawa toksik dari bahan akrilik resin karena monomer sisa dan plasticizer yang bisa menginisasi respon imunogenik. Namun, temuan ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wessam et al., yang melaporkan bahwa penyisipan gigi tiruan lengkap yang dibuat dengan bahan dasar gigi tiruan yang berbeda memberi hasil penurunan level S-IgA.

Meski hasil tersebut juga menunjukkan peningkatan level S-IgA pada para pasien yang memakai basis gigi tiruan yang telah diperkuat bila dibandingkan dengan gigi tiruan konvensional. Perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

Oleh karena itu, bisa diusulkan bahwa bahan resin akrilik gigi tiruan dalam perbandingannya dengan jaring penguat e-serat kaca bisa jadi lantaran utama untuk peningkatan level S-IgA di kedua kelompok. Lagi, peningkatan level S-IgA pada gigi tiruan yang diperkuat bisa dihubungkan dengan proses impregnasi resin akrilik serat kaca seperti yang dilaporkan oleh Sipahi et al., 2006 yang menyebut bahwa prakara ini membutuhkan peningkatan dalam rasio monomer.

Dalam batasan penelitian ini, bisa disimpulkan bahwa:

  1. Penyisipan gigi tiruan lengkap yang dikonstruksi dari resin akrilik heat-cured memengaruhi level IgA saliva yang memicu respon kekebalan tubuh.
  2. Penguatan gigi tiruan dengan resin light-cured yang mengandung jaring e-serat kaca menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan resin akrilik heat-cured. Bagaimanapun, penelitian-penelitian klinis untuk masa tindak lanjut yang panjang diperlukan untuk mendeteksi efek samping yang bisa saja terjadi, seperti respon alergi dan keracunan sistemik.
  3. Penelitian-penelitian laboratorium juga diperlukan untuk menilai semua sitotoksisitas

Related posts:


glossary
en in