Open hour: - - ; tutup

Pembahasan: Kelangsungan hidup gigi dalam jangka panjang

Pierpaolo Cortellini, Maurizio S Tonetti

Penelitian ini mendeskripsikan keuntungan jangka panjang dari regenerasi jaringan terpandu dengan membran penghalang dalam populasi 175 orang pasien dengan cacat intra tulang yang parah dan dirawat di praktek dokter spesialis periodontal swasta. Data ini mendeskripsikan hasil-hasil jangka panjang dari kohort pasien yang mengikuti program pemeliharaan periodontal dengan aneka level kepatuhan. Dalam analisis ini, ada tiga definisi yang dipakai, yaitu:

  1. gigi tanggal
  2. CAL rugi sehubungan dengan level yang diamati pada pemeriksaan dini sebelum terapi regeneratif
  3. CAL rugi dari level yang diamati 1 tahun setelah regenerasi periodontal

Data mengindikasikan bahwa retensi gigi lebih besar daripada 96% selama lebih dari periode 10 tahun. Hal ini tampak jelas karena pada tampilan permulaan, gigi-gigi ini mengalami gangguan parah dengan rata-rata CAL rugi 10.7 ± 2.4 mm, kedalaman probing 8.7 ± 2.3 mm dan adanya cacat intra tulang yang dalam dengan rata-rata kedalaman 6.6 ± 2.1 mm.

Sehubungan dengan preservasi perlekatan orisinil, lebih dari 92% dari gigi yang dirawat dan yang diperiksa hingga 15 tahun setelah regenerasi dengan CAL pada posisi yang sejajar atau pada arah yang lebih koronal ketimbang dulunya di titik permulaan, ketika fase kontrol infeksi terapi periodontal selesai, sementara sekitar sepertiga dari gigi yang kehilangan > 1 mm perlekatan teregenerasi selama tindak lanjut 15 tahun. Dengan kata lain, sejumlah besar perlekatan klinis yang diperoleh dari terapi regeneratif terpelihara dalam rentang masa yang panjang di lokasi perawatan dan berkontribusi pada stabilitas jangka panjang dukungan periodontal secara keseluruhan pada gigi yang terlibat parah.

Dalam batasan-batasan rancangan retrospektif dari penelitian ini, data-data ini jelas mengindikasikan bahwa gigi yang dirawat dengan GTR mendapat keuntungan jangka panjang setelah penerapan modalitas perawatan ini.

Sebanyak 96% gigi yang diamati bertahan selama 10 tahun setelah perawatan sebanding dengan laporan-laporan dari alternatif yang mungkin, termasuk ekstraksi dan penggantian gigi yang rusak parah itu dengan implan gigi. Perbandingan tersebut sangat relevan karena, dalam banyak kesempatan, menimbang penyusutan parah tulang alveolar pendukung, alternatif implant gigi memerlukan augmentasi tulang. Lebih lagi, data kelangsungan hidup implant yang tersedia tidak secara spesitif meliputi pasien yang didiagnosis dengan periodontitis parah atau tempat yang terganggu dengan resorpsi tulang alveolar marjinal yang parah sebagai dampak dari periodontitis.

Hasil dari model ancaman proporsional Cox mengindikasikan bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi fungsi-fungsi kelangsungan hidup gigi terlihat stabil untuk tiga definisi kegagalan yang dipakai. Merokok cigarette meningkatkan peluang kegagalan, sedangkan keikutsertaaan dalam program kontrol periodontal menurunkan kemungkinan ini. Pengamatan-pengamatan ini mengkonfirmasi data sebelumnya yang mengindikasikan bahwa merokok cigarette merupakan prediktor penting untuk hasil-hasil terapi periodontal jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa perokok terbukti punya peluang yang lebih tinggi untuk mengalami gigi tanggal selama perawatan pemeliharaan periodontal. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya tentang bahan-bahan klinis yang berbeda, peneliti penelitian ini telah menunjukkan bahwa perokok cigarette punya hasil-hasil klinis yang inferior setelah regenerasi periodontal dan bahwa perokok lebih cenderung untuk mengalami penyusutan perlekatan klinis di tempat-tempat yang diregenerasi.

Data juga mengindikasikan pentingnya partisipasi pasien dalam program perawatan periodontal yang direncanakan dengan cermat. Subyek-subyek yang tidak sepenuhnya patuh pada program ini atau yang tidak mengikuti program pencegahan berbasis komunitas  dalam praktek dokter gigi umum mengalami laju penyakit dan gigi tanggal yang lebih signifikan. Penelitian-penelitian prospektif yang sebelumnya dari kelompok kami telah mengindikasikan bahwa pasien yang gagal untuk patuh pada program pemeliharaan periodontal dalam lingkungan spesialist punya peluang yang lebih tinggi untuk periodontitis-nya kambuh di tempat yang diregenerasi dan di tempat-tempat lainnya.

Model ancaman proporsional Cox (Tabel 4) mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan dalam kinerja jangka panjang modalitas perawatan GTR yang berbeda. Selama bertahun-tahun, kelompok pasien ini telah dirawat dengan tiga pendekatan yang berbeda sehubungan dengan bahan-bahan regeneratif, yaitu:

  • membran ePTFE yang non-resorbabl
  • membran absorbable berbasis asam polilaktat
  • kombinasi membran absorbable dan bahan pengisi

Penilaian dini data (tidak ditunjukkan di sini) mengindikasikan bahwa perbedaan yang teramati pada gigi yang bertahan tampaknya berkaitan dengan lebih rendahnya tingkat kejadian peristiwa pasca perawatan dengan membran absorbable dan tingkat kejadian peristiwa yang lebih dini dan yang mungkin lebih tinggi pasca penggunaan perawatan kombinasi. Pada tahap ini, analisis lebih dan penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum menarik simpulan tentang efek berbagai bahan.

Dalam penelitian ini, tidak teramati adanya perbedaan yang signifikan sehubungan dengan laju penyakit pada pasien yang positif untuk polimorfisme IL-1 spesifik. Data ini tidak cocok dengan laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa para peneliti mengamati penyusutan perlekatan yang secara signifikan lebih banyak pada pembawa alel langka di dua tempat dengan kompleks gen IL-1. Perbedaan yang teramati bisa dipertalikan dengan beragam faktor, termasuk adanya kekurangan daya untuk menilai secara akurat peran polimorfisme genetik serta perbedaan dalam efikasi program perawatan periodontal. Perawatan yang disebutkan belakangan itu bisa didukung secara tidak langsung oleh tingginya tingkat kekambuhan yang teramati dalam periode yang relatif singkat pada penelitian yang dikutip.

Menariknya, pengamatan menunjukkan bahwa probabilitas kondisional dari pengamatan pada peristiwa (gigi tanggal atau CAL rugi) tetap relatif konstan sepanjang periode pengamatan. Pada gilirannya, prakara ini mengindikasikan bahwa distribusi kronologis kegagalan relatif konstan dan tidak ada indikasi bahwa perlekatan yang diregenerasi bisa menunjukkan tanda-tanda dini senescence.

Simpulannya, data yang ditunjukkan dalam penelitian ini menyarankan bahwa perawatan periodontal regeneratif menunjukkan alternatif yang penting untuk manajemen gigi yang terganggu parah karena perbaikan klinis pasca perawatan GTR pada cacat intra tulang dapat terpelihara seiring waktu dalam umumnya kasus dan retensi gigi jangka panjang teramati pada lebih dari 96% kasus.

Related posts:


glossary
en in
Cox proportional hazard models Model ancaman proporsional Cox
senescense