Open hour: - - ; tutup

Tes laboratorium bagi dokter gigi (3)

James R Peltier

III. Urin

A. Pemeriksaan

  1. Volume: Volume normal urin rata-rata adalah 1,500 cc dalam periode 24 jam. Variasi apapun dari prakara ini dapat menandakan penyakit ginjal, kandung kemih, atau prostat. Variasi juga bisa meliputi diabetes, reaksi transfusi darah, dan shock.
  2. Gravitasi spesifik: Gravitasi spesifik bisa ditentukan dengan nyaman pakai urinometer. Ini merupakan ukuran jumlah relatif benda padat dalam larutan dan merupakan indikasi tingkat reabsorpsi tubular. Gravitasi spesifik bervariasi secara terbalik dengan volume urin yang diekskresikan; oleh karena itu, kerusakan ginjal biasanya dapat dikesampingkan jika gravitasi spesifiknya tinggi. Bila ada patologi ginjal, gravitasi spesifik tetap tak berubah. Normalnya adalah 1,029 sampai 1,032.
  3. Kekeruhan: Warna putih seperti awan biasanya pertanda ada nanah dalam urin, sedangkan warna merah berasap bisa menandakan keberadaan darah dalam urin.
  4. Warna: Warna yang normal itu warna bening hingga warna kuning. Warna urin selain warna tersebut menandakan penyakit.
  5. Reaksi: Urin normal reaksinya asam dan dipengaruhi oleh diet. Infeksi urin bisa menghasilkan reaksi alkalin. Tes ini bisa dilakukan dengan mudah dan murah pakai kertas litmus.

B. Pemeriksaan mikroskopik

1. Sel darah merah

Normalnya, sel darah merah muncul per bidang daya rendah.

Jumlah yang tingginya abnormal ditemukan pada spesimen tak dikateter yang diambil selama menstruasi dan dalam pendarahan dari saluran genitourinari (kalkuli ginjal, infark ginjal, Glomerulonefritis, keganasan ginjal, negara trombositpenik, dan trauma).

Komentar: Dalam terapi sulfat yang berkelanjutan, keberadaan sel darah merah bisa mengindikasikan kerusakan ginjal.

2. Sel nanah

These may be seen in centrifuged urine in cases of urinary tract infection (pyelonephritis, eystitis, and urethritis).

3. Epithelial cells

A few normally exist per low-power field, and they are thought to be derived from the renal tubules, bladder, and renal pelvis.

4. Cast

Adalah normal untuk beberapa cast ada. Jumlah yang tingginya tidak normal  ditemukan dalam kasus Glomerulonefritis, gagal jantung, dan beberapa penyakit kehamilan.

C. Protein urin.

Ini terutama tes untuk albumin, tetapi beberapa Globulin memang ada.

Prosedur biasa: asam asetat glasial dan air ditambahkan ke urin. Jika urin tampak berawan, maka ada albumin; semakin besar kekeruhan, semakin besar jumlah albumin. Jumlah albumin yang tinggi ditemukan pada penyakit demam, gagal jantung, penyakit ginjal, tumor saluran kemih, dan hipertensi ganas.

D. Clinitest untuk Gula.

Tablet Clinitest komersial ditetesi 1 cc urin dan 15 detik setelah mendidih, bacaannya jadi sebagai berikut:

Biru Negatif
Hijau pucat Jejak
Endapan hijau 1+
Endapan kuning-hijau 2+
Oranye-kuning 3+
Merah-oranye 4+

E. Gula urin (kualitatif).

Ada dua metode yang paling luas dipakai, yaitu: tes Feling dan tes Benedict's

  1. Tes Fehling:
    Larutan Fehling ditambahkan ke urin dan dididihkan. Jika tes positif, solusi mengambil bentuk sedimen kuning dan merah buram di bagian bawah tabung uji.
  2. Tes Benedict:
    Reagen Benediktus ditambahkan ke urin, kemudian direbus dan didinginkan. Interpretasi ini dibuat dari warna dan grading (penggolongan) yang sama seperti dalam Clinitest untuk gula.

Interpretasi: Selain diabetes, nilai yang meningkat ditemukan dalam penyakit pankreas, hipertiroidisme, penyakit hipofisis, infeksi berat, dan kerusakan otak.

Komentar: Keberadaan glikosuria bergantung pada:

  1. konsentrasi karbohidrat dalam darah
  2. tingkat filtrasi glomerular
  3. tingkat reabsorpsi tubular

Ambang ginjal adalah 160 sampai 180 mg per 100 ml, dan kemudian gula tumpah ke urine.

F. Penentuan kalsium urin (tes Sulkowitch)

Prinsip: Hal ini bergantung pada presipitasi kalsium sebagai kalsium oksalat tak larut.

Metode: Urin dan reagen Sulkowitch bercampur dan dimungkinkan untuk bertahan dua sampai tiga menit, dan kalsium keluar. Presipitasi berbeda-beda dari tampilan awan putih yang halus sampai presipitasi yang sangat berat. Presipitasi bisa digolong-golongkan jadi golongan 1, 2, 3, 4. Keberadaan jejak adalah prakara yang normal.

Indikasi: Dekalsifikasi tulang yang sebelumnya normal bisa menghasilkan jumlah kalsium yang abnormal dalam urin. Hal ini sangat penting dalam penelitian tentang penyakit tulang.

Tes ini positif dalam penyakit hiperparatiroidisme dan penyakit yang ada penipisan tulang kerangka. Tes ini negatif pada tetanus, rakhitis, dan sariawan.

Komentar: Untuk hasil yang terbaik, sejumlah spesimen harus diambil pada jam yang berbeda, karena jumlah yang berbeda-beda diekskresikan dalam setiap buang air. Mungkin pula bernilai untuk mengetahui asupan kalsium.

SIMPULAN

Twenty-nine tests in laboratory hematology, blood chemistry, and urinalysis are presented; some, such as the red and white counts, hemoglobin, urinalysis, etc., are used routinely, but others are less frequently employed. No new concepts are offered, but an attempt has been made to present, in a condensed, practical form, laboratory tests that are specifically useful for dentists in office and hospital practice.

Dua puluh sembilan tes dalam laboratorium hematologi, kimia darah, dan urinalisis disajikan; beberapa di antaranya (seperti jumlah sel darah merah dan putih, hemoglobin, urinalisis, dll.) digunakan secara rutin, tetapi yang lain jarang digunakan. Tidak ada konsep baru yang ditawarkan, tetapi upaya telah dilakukan untuk menyajikan dalam bentuk praktis dan padat tes laboratorium yang secara khusus berguna untuk dokter gigi dalam praktik klinik dan rumah sakit.

Related posts:


glossary
en in
Epithelial cells sel epitel
low-power field bidang berdaya rendah
voiding buang air