Open hour: - - ; tutup

Hasil: Strategi untuk cacat intra-tulang

Pierpaolo Cortellini, Maurizio S Tonetti

HASIL

Pasien dan ciri cacat di titik mula (Tabel 1)

FMPS bernilai 10.2% ± 2.7% dan FMBS bernilai 7.9% ± 2.8%. Rata-rata, CAL bernilai 10.2 ± 2.4 mm dan PD 8.9 ± 1.8 mm. Sudut cacat radiografi adalah 29° ± 5.9°. Jarak CEJ-BD adalah 11.2 ± 2.7 mm dan komponen cacat intra-tulang (INFRA) adalah 6.6 ± 1.7 mm.

Pemilihan flap bedah

Flap preservasi papilla sederhana dipakai pada 15 tempat, teknik preservasi papilla termodifikasi dipilih dalam 18 kasus, sedangkan 7 tempat yang lain diakses menggunakan sayatan kresta (Tabel 2).

Bahan regeneratif

Membran penghalang non-resorbable ePTFE yang diperkuat titanium dipakai dalam 12 kasus (Tabel 2). Sudut cacat berkisar dari 27° sampai 42° (rata-rata 32.4 ± 4.3°), dan 8 dari cacat yang dipilih punya subkomponen intra-tulang 1 dinding adalah 1 sampai 3 mm (rata-rata komponen 1 dinding di 12 tempat adalah 1.4 ± 1.2 mm). Sepuluh dari 11 cacat yang diberi perlakuan dengan membran bioabsorbable yang didukung dengan graft menunjukkan subkomponen 1 dinding antara 1 sampai 5 mm (rata-rata 1.8 ± 1.3 mm); sudut cacat di kelompok ini berkisar dari 21° sampai 45° (rata-rata 31.4 ± 7°). Penghalang bioabsorbable dipakai pada 7 tempat yang menampilkan morfologi prevalen 2 dan 3 dinding dan sudut cacat yang sempit, berkisar dari 20° sampai 28° (rata-rata 24.1 ± 3.7°). EMD diterapkan pada 10 cacat dengan komponen prevalen 3 dinding; sudut cacat pada kelompok ini berkisar dari 19° sampai 31° (rata-rata 26.5° ± 4.3°).

Primary Flap Closure

Pada semua tempat yang diberi perawatan, penutupan primer diperoleh pada kala selesainya prosedur bedah. Pada tindak lanjut genap 1 minggu, ketika benang jahit dilepas, ada 2 tempat yang diakses pakai SPPF menunjukkan dehisens luka interdental. Yang satu dirawat dengan membran bioabsorbable dan pengisi, sedangkan yang lain dirawat dengan EMD (Tabel 3). Pada minggu ke-2, dua dehisens luka kecil tambahan terdeteksi. Yang satu diakses dengan MPPT dan dirawat dengan membran bioabsorbable dan pengisi, sedangkan yang lain diakses dengan SPPF dan dirawat dengan penghalang bioabsorbable saja. Tempat-tempat lainnya (90%) tetap tertutup selama fase penyembuhan dini.

Hasil-hasil klinis genap 1 tahun kemudian (semua tempat yang dirawat)

Sebanyak 40 orang pasien datang lagi untuk kontrol 1 tahun kemudian. Mereka menampilkan FMPS 7.5% ± 2.4% (kisaran 2.3% hingga 14.3%) dan FMBS 5.3% ± 2% (kisaran 2.3% sampai 11.6%) (Tabel 4). CAL 1 tahun adalah 4.1 ± 1.7 mm dengan perolehan perlekatan klinis 6 ± 1.8 mm (kisaran 4 sampai 11 mm). Perbedaan nilai CAL di titik mula dan setelah genap 1 tahun secara klinis dan statistik sangat berarti (P <0.0001). Tidak ada tempat yang mendapat perolehan nilai CAL kurang dari 4 mm. Sebanyak 77.5% tempat mendapat perolehan 5 mm atau lebih, sedangkan 40% mendapat perolehan nilai CAL 6 mm (Tabel 5). Persentase nilai CAL setelah genap 1 tahun adalah 92.1% ± 12% dengan kisaran 71.4% sampai 116.7%. CAL% mencapai 100% dari komponen intra-tulang permulaan pada 19 (47.5%) tempat.

Kedalaman probing sisa adalah 2.7 ± 0.6 mm dengan rata-rata penurunan 6.1 ± 1.9 mm (Tabel 4). Perbedaan di antara titik permulaan dan PD 1 tahun secara klinis dan secara statistik sangat berarti (P <0.0001). Hanya 4 tempat saja yang menunjukkan PD sisa sebesar 4 mm. Semua tempat yang lain mempunyai PD ≤3 mm (Tabel 6).

Peningkatan minimal yang secara statistik tidak berarti (P = 0.3657) sebesar −0.1 ± 0.7 mm pada resesi gingiva di antara titik mula dan titik 1 tahun telah direkam (Tabel 4).

Hasil-hasil klinis 1 tahun (kelompok perawatan)

Sebanyak 12 tempat yang dirawat dengan membran ePTFE yang diperkuat dengan titanium punya rata-rata komponen intra-tulang sebesar 7.2 ± 2.1 mm dan menghasilkan perolehan CAL 1 tahun sebesar 6.8 ± 2.2 mm (kisaran 4 to 11 mm). Persentase CAL sebesar 94.7 ± 13.4 (kisaran 71.4 sampai 114.3). Kantung sisa diukur dengan rata-rata 2.3 ± 0.5 mm (kisaran 2 to 3 mm), dan peningkatan resesi gingiva di antara titik mula dan 1 tahun adalah −0.2 ± 0.4 mm.

Sebelas kasus yang dirawat dengan terapi kombinasi (penghalang bioabsorbable dan pengisi) punya komponen intra-tulang 6.1 ± 1.8 dan menunjukkan perolehan CAL 1 tahun sebesar 5.4 ± 1.7 mm (kisaran 4 sampai 9 mm), dengan persentase CAL 88.2% ± 9.6% (kisaran 77.8% sampai 100%). PD sisa bernilai 2.6 ± 0.7 mm (kisaran 2 sampai 4 mm) dan penurunan 0.3 ± 0.5 mm pada resesi gingiva telah direkam. Tujuh tempat yang dirawat dengan penghalang bioabsorbable menampilkan komponen intra-tulang 6.6 ± 1.0 dan menghasilkan  perolehan CAL 5.9 ± 1.2 mm (kisaran 4 sampai 7 mm) dengan persentase CAL 88.9% ± 11.5% (kisaran 71.4% sampai 100%). Semua tempat setelah genap 1 tahun menunjukkan PD sisa sebesar 3 mm, sedangkan peningkatan resesi gingiva setelah perawatan sebanyak −0.1 ± 1.1 mm.

Sejumlah 10 tempat yang dirawat dengan EMD punya komponen intra-tulang  6.2 ± 1.5 dan memperoleh rata-rata 5.9 ± 1.5 mm CAL (kisaran 4 sampai 8 mm). Persentase CAL adalah 95.4% ± 12.9% (kisaran 80% sampai 116.7%). PD sisa setelah genap 1 tahun adalah 3.1 ± 0.7 mm (kisaran 2 sampai 4 mm), sedangkan peningkatan resesi gingiva adalah −0.2 ± 0.8 mm.

Related posts:


glossary
en in
FMPS Full-mouth plaque score, skor plak gigi semulut
FMBS Full-mouth bleeding score, skor perdarahan semulut
PD Probing depth, kedalaman probing, kedalaman penjajakan
CAL clinical attachment level, tingkat perlekatan klinis
CEJ cemento-enamel junction, sambungan semento-enamel
CEJ-BD cemento-enamel junction to the base of the defect, sambungan semento-enamel sampai dasar cacat
BD basis of the defect, dasar cacat
PTFE polytetrafluoroethylene, politetrafluoroetilen
ePTFE expanded polytetrafluoroethylene, politetrafluoroetilen yang diperluas
EMD enamel matrix derivative, derivasi matriks enamel
SPPF simplified papilla preservation flap, flap preservasi papilla sederhana
MPPF modified papilla preservation technique, teknik preservasi papilla termodifikasi
BOP Bleeding on probing, pendarahan saat probing/ penjajakan
Residual PD residual probing depth, kedalaman probing sisa
bioabsorbable dapat diserap secara biologi oleh tubuh