Open hour: - - ; tutup

Tes laboratorium bagi dokter gigi (2)

James R Peltier

II. Kimia darah

A. Nitrogen Urea Darah (Blood Urea Nitrogen, BUN)

Nilai normalnya adalah 9 sampai 19 mg per 100 ml.

Prinsip: Urea adalah produk purna metabolisme protein. Titrasi adalah metode yang dipilih untuk penentuannya.

Interpretasi: Nilai-nilai ini naik dalam beberapa penyakit ginjal dan turun pada kehamilan dan malnutrisi.

Komen: Tes

Tes NPN yang menghasilkan informasi yang pada dasarnya sama harus dihilangkan sebagai pengganti tes BUN.

B. Serum protein total (Total serum protein, TSP).

TSP terutama terdiri dari albumin, globulin, dan fibrinogen. Level normalnya adalah 6 sampai 7.8 grams per 100 ml.

Indikasi: Penentuan protein total hanya memasok informasi yang terbatas kecuali pada kondisi shock dan dehidrasi, dimana konsentrasi naik, atai bila terjadi hemorrhage, di mana level cenderung turun.

Level serum protein total itu rendah bila ada penyakit ginjal, liver, malnutrisi, dan kehilangan protein loss pada shock hemorage. Level serum protein total jadi high pada kasus infeksi kronis, penyakit liver dini, penyakit retikuloendothelial, dan dehidrasi.

Komentar: Tes ini bisa dipakai sebagai panduan dalam pemberian cairan parenteraldalam situasi darurat.

C. Glukosa serum (gula darah puasa)

Nilai normalnya adalah 80 sampai 120 mg per 100 ml.

Prinsip: Titrasi atau kolorimetri bisa dipakai. Penentuan ini terutama tes untuk diabetes, tapi bisa juga dipakai untuk menyingkapkan proses-proses patologi lain.

Level glukosa serum meningkat pada diabetes mellitus, akromegali, tumor adrenal, anoxia (yaitu pada anestesia umum, tetanus, dan epilepsi), cedera otak, dan disfungsi hati kronis. Level glukosa serum menurun pada penyakit penyakit Islet Langerhans, hipopituitarisme, dan hipotiroidisme. 

Komen: Diagnosis presumtif bisa dibuat dengan nilai di atas 120 mg, tapi untuk mengkonfirmasi diagnosis ini, tes toleransi glukosa mungkin perlu.

D. Karbon dioksida (kapasitas plasma)

Normalnya adalah 25 sampai 31 mM per liter atau 55 sampai 70 volume persen.

Indikasi: Tes ini dipakai dalam kasus ketidakseimbangan asam basa.

Karbon dioksida yang rendah (acidosis) ditemukan pada hiperventilasi (demam, histeria, dsb). Penyakit Addison, diare, fistula usus, dan asidosis diabetik. Karbon dioksida yang tinggi (alkalosis) ditemukan dalam penyakit paru (dari hipoventilasi) dan obstruksi usus.

E. Serum klorida

Normalnya adalah 570 sampai 620 mg per 100 ml (juga dinyatakan dalam milliquivalen).

Indikasi: Tes ini harus dilakukan bila curiga ada ketidakseimbangan elektrolit. Level serum klorida naik pada penyakit ginjal, salin IV berlebih, dan dehidrasi dan kehilangan air. Level serum klorida yang rendah ditemukan dalam kasus muntah dan diare dan asidosis diabetik.

F. Serum Sodium dan Potassium.

Nilai normal potassium adalah 4.0 hingga 5.0 m.e. per liter, dan nilai normal untuk sodium adalah 138 sampai 145 m.e. per liter.

Prinsip: Ada banyak metode, tapi fotometri api adalah metode yang paling akurat.

Interpretasi: Tes-tes ini biasanya dipakai dengan penggunaan feeding intravena secara berkepanjangan atau bila ada ketidakseimbangan elektrolit.

Defisiensi sodium dipandang dalam kasus asupan makanan yang rendah, perspirasi yang berlebihan, pembuangan gastrointestinal, penyakit ginjal, dan penyakit Addison. Kekurangan kalium terjadi dalam kasus muntah dan diare, asidosis diabetes, dan ekskresi berlebih (overexcretion).

Sodium meningkat pada pemberian saline secara berlebih dan dehidrasi (lebih banyak air yang hilang ketimbang sodium yang hilang). Potassium naik bila klorin hilang secara berlebihan sebagai polasium klorida, gagal jantung dan kejutan dengan anoxia jaringan, kekurangan kortikal adrenal, dan asupan berlebih.

Komentar: Pada umumnya, dapat dinyatakan bahwa nilai untuk serum potasium naik seiring penurunan sodium.

G. Serum kalsium.

Normalnya adalah 9 sampai 11.5 mg per 100 ml.

Indikasi: Serum kalsium hendaknya ditentukan kapanpun aktivitas osteoklastis dicurigai.

Level serum kalsium berkurang pada hipoparatiroidisme, penyakit tulang, dan kekurangan vitamin D. Level ini dievaluasi pada hiperparatiroidisme dan hipervitaminosis D.

H. Serum fosforus.

Normalnya adalah 3 sampai 4.5 mg per 100 ml.

Indikasi: Pada umumnya, indikasi untuk menentukan level serum fosforus level sama seperti untuk menguji serum kalsium.

Level serum fosfor meningkat pada nefritis, patah tulang, hiperparatiroidisme, dan metastasis tulang osteoklastik. Level serum fosfor menurun bila terjadi kekurangan vitamin D.

Komentar: Tes ini biasanya berlangsung dalam hubungannya dengan tes serum kalsium, sebagaimana halnya alkalin fosfatase.

I. Alkalin fosfatase.

Alkalin fosfatase adalah enzim yang memisahkan kelompok fosfat dalam media alkalin. Nilai normal untuk dewasa adalah 1.5 sampai 4 Bodansky atau 1.3 sampai 3.5 unit fenol.

Level alkali fosfatase terlihat tinggi pada setiap penyakit tulang, aktivitas osteoblastik, penyakit liver, penyakit Paget, rakhitis, osteomyelitis, dan hiperparatiroidisme.

Komentar: Level alkalin fosfatase yang rendah hanya punya sedikit signifikansi atau tidak punya signifikansi.

Related posts:


glossary
en in
BUN Blood Urea Nitrogen, Nitrogen Urea Darah
TSP Total Serum Protein, Serum Protein Total
Blood chemistry Kimia darah
Fasting blood sugar Gula darah puasa